Embun masih menetes
Daun-daun masih basah
Sisa sang Angin Malam
Berjalan, mendesah
Dingin,
Sejuk udara pagi berlari
Menerjang dengan belati
Menusuk relung hati
Hati yang gundah gulana
Terpaku kaku
Ia kian bertambah resah
Melihat sahabatnya berpolah
Hilang entah kemana
Jiwa yang gundah gulana
Berjalan berkelana
Mencari nirwana?
Hingga di suatu istana
Jiwa yang gundah gulana
Duduk mesra berdua
Seseorang entah siapa
Sahabatnya tercengang
Mereka terheran
Apa yang sedang dilakukan
si Hati gundah gulana yang hilang
Hanya embun yang tahu
bersama angin dan daun yang tahu
Dengan apa yang terjadi
tentang Rasa di Pagi Hari
ruang kelas 3B Nexago 30 Mei 2004
Sebuah ilustrasi cerpen Rasa di Pagi Hari karya sahabatku Nurlela yang sekarang entah dimana
ini ceritanya tentang apa ?
sebuah kisah di pagi hari
Kisah tentang diri sendiri atau orang lain ?
Nurlela oh Nurlelaaa :))
Btw, ritme puisi ini aku suka, Vier. Keep writing ya 😀
hoahahhaha jadi bikin aku batal hiatus kan mbak 😛
puisinya bagus 🙂
makaish mbak
Nurlela ini yang di bawa “kabur” itu ya?
????????