Rasa di Pagi Hari


Embun masih menetes
Daun-daun masih basah
Sisa sang Angin Malam
Berjalan, mendesah

Dingin,
Sejuk udara pagi berlari
Menerjang dengan belati
Menusuk relung hati

Hati yang gundah gulana
Terpaku kaku
Ia kian bertambah resah
Melihat sahabatnya berpolah

Hilang entah kemana
Jiwa yang gundah gulana
Berjalan berkelana
Mencari nirwana?

Hingga di suatu istana
Jiwa yang gundah gulana
Duduk mesra berdua
Seseorang entah siapa

Sahabatnya tercengang
Mereka terheran
Apa yang sedang dilakukan
si Hati gundah gulana yang hilang

Hanya embun yang tahu
bersama angin dan daun yang tahu
Dengan apa yang terjadi
tentang Rasa di Pagi Hari

ruang kelas 3B Nexago 30 Mei 2004
Sebuah ilustrasi cerpen Rasa di Pagi Hari karya sahabatku Nurlela yang sekarang entah dimana

9 thoughts on “Rasa di Pagi Hari”

Share your story with us